tada tanya
Kamu selebihnya terlalu
membingungkan bagi diriku. Aku sebenarnya tidak tahu apa yang kamu pikirkan? Dan
apa yang aku ungkapkan tadi, memang tidak penting? Kenapa kamu perlu
mempedulikannya? Kenapa membahas yang sudah lalu? Kenapa harus memaksa aku
untuk menjawab?
Itu pernyataan dan
tidak penting dariku, dan pertanyaanmu sungguh..sungguh aahh..
Sudahlah lupakan,
pertanyaan, hanyalah pertanyaan. Dan tanda Tanya adalah musuh kita sampai
sekarang? Iya kan, diriku yang selalu mempersalahkan keberadaan tanda tanaya,
dan kamu sebagai pihak yang membenarkan. Huft banget kan?
Apa harus aku mengerti
dirimu, baru kamu akan mengerti diriku.
Apakah dengan ‘memaksa’
semua pertanyaan akan terjawab semua? Tidak kurasa.
Komentar
Posting Komentar